BANDAR DUA – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pidie Jaya berkolaborasi dengan Universitas Islam Aceh (UIA) dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Pidie Jaya menggelar seminar kepemudaan, Selasa, 28 Oktober 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Sekretariat UIA, Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua mengangkat tema “Menjadi Pemuda di Tengah Tantangan Zaman” dihadiri oleh mahasiswa, pelajar, serta perwakilan organisasi kepemudaan se-Kabupaten Pidie Jaya.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua GP Ansor Pidie Jaya, Muhammad Asrizal SPd. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa momentum Sumpah Pemuda harus menjadi pengingat bagi generasi muda untuk terus berkontribusi positif bagi bangsa dan daerah.
“Pemuda hari ini harus adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tetap menjaga nilai moral, agama, dan nasionalisme. Sumpah Pemuda bukan sekadar peringatan, tetapi panggilan untuk bergerak membangun bangsa,” ujar Asrizal.
Dalam seminar menghadirkan tiga narasumber utama dengan topik yang relevan bagi generasi muda.
Pertama, Gus Azwar Agani selaku Ketua PW GP Ansor Aceh, mengingatkan bahwa nasionalisme bukan sekadar kata-kata indah. Menurutnya, cinta tanah air harus dibuktikan lewat aksi nyata—mulai dari gotong royong, kontribusi sosial, hingga menjaga persatuan di tengah derasnya arus globalisasi.
Ia menekankan bahwa pemuda yang hebat adalah mereka yang mampu menjaga bangsa tetap kokoh dengan semangat kebersamaan.
Selanjutnya, Fakriyadi SHI MM dari BNNK Pidie Jaya, mengajak peserta untuk lebih waspada terhadap bahaya narkoba. Ia menegaskan bahwa narkoba adalah musuh besar masa depan, dan pemuda harus tampil sebagai agen perubahan yang berani berkata “tidak” pada penyalahgunaan.
Baginya, generasi muda yang sehat, cerdas, dan bebas narkoba adalah modal utama membangun Indonesia yang kuat.
Terakhir Sekretaris GP Ansor Pidie Jaya Tgk. Muhammad SPd CHL, menekankan pentingnya menjadi pemuda yang inspiratif. Ia mengajak peserta untuk tidak hanya menjadi penonton di era digital, tetapi hadir sebagai pelaku perubahan.
Menurutnya, teknologi hanyalah alat; yang terpenting adalah bagaimana pemuda bisa memberi manfaat nyata, menjadi solusi, dan menghadirkan inspirasi di tengah masyarakat.
Mewakili UIA, Dr Junaidi MSh menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan kolaboratif ini. Menurutnya, seminar semacam ini menjadi wadah strategis untuk membentuk karakter, kepemimpinan, dan kesadaran sosial pemuda Aceh.
“Kampus bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga ruang untuk menempa mental dan kepemimpinan pemuda yang berintegritas,” tutur Junaidi.
Seminar berlangsung penuh semangat dengan sesi diskusi interaktif yang melibatkan mahasiswa dan pelajar.
GP Ansor Pidie Jaya berharap semangat Sumpah Pemuda tetap hidup di hati generasi muda, menjadi inspirasi untuk membangun daerah, memperkuat nasionalisme, serta meneguhkan komitmen menjauhi narkoba.










Belum ada komentar